gambar ilustrasi
Perpustakaan adalah mencakup suatu ruangan, bagian
dari gedung / bangunan atau gedung tersendiri yang berisi bukubuku koleksi,
yang diatur dan disusun demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan
dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca (Sutarno NS,
2006:11).
Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai (Lasa, 2007:12).
Secara lebih konkrit perpustakaan dapat dirumuskan sebagai suatu unit kerja dari sebuah lembaga pendidikan yang berupa tempat penyimpanan koleksi buku-buku pustaka untuk menunjang proses pendidikan. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah tempat untuk mengembangkan informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh suatu lembaga pendidikan, sekaligus sebagai sarana edukatif untuk membantu memperlancar cakrawala pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai (Lasa, 2007:12).
Secara lebih konkrit perpustakaan dapat dirumuskan sebagai suatu unit kerja dari sebuah lembaga pendidikan yang berupa tempat penyimpanan koleksi buku-buku pustaka untuk menunjang proses pendidikan. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah tempat untuk mengembangkan informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh suatu lembaga pendidikan, sekaligus sebagai sarana edukatif untuk membantu memperlancar cakrawala pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
Tingkat kunjungan masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) ke perpustakaan tertinggi dibandingkan dengan daerah lain di
Indonesia.
"Mengunjungi perpustakaan merupakan salah satu
kegiatan mengisi waktu luang yang bersifat positif. Pengunjung perpustakaan
biasanya memiliki tujuan tertentu, misalnya untuk mendapatkan pengetahuan yang
dicari atau hanya sekedar membaca," kata Deputi Bidang Statistik Sosial
Badan Pusat Statistik (BPS) Sairi saat dihubungi Antara dari Yogyakarta, Jumat.
Bahkan, kata dia, secara sengaja mayoritas masyarakat
DIY meluangkan waktu untuk pergi ke perpustakaan.
"Itu salah satu bukti, DIY disebut Kota Pelajar di Indonesia," ucap dia.
Hingga saat ini, lanjut Sairi, pemerintah masih menganggap perpustakaan tempat yang berfungsi menyebarkan pengetahuan dan membantu masyarakat memperoleh dan menambah pengetahuan.
"Itu salah satu bukti, DIY disebut Kota Pelajar di Indonesia," ucap dia.
Hingga saat ini, lanjut Sairi, pemerintah masih menganggap perpustakaan tempat yang berfungsi menyebarkan pengetahuan dan membantu masyarakat memperoleh dan menambah pengetahuan.
"Masyarakat yang masih terus berkunjung ke
perpustakaan untuk belajar dan mencari pengetahuan, perlu diapresiasi di tengah
persaingan perpustakaan dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, seperti
perpustakaan digital," terang dia.
Data BPS mencatat, secara total persentase masyarakat berusia lima hingga 44 tahun yang paling banyak mengunjungi perpustakaan adalah Provinsi Bali sebesar 75,62 persen.
Berikutnya, kata dia, posisi kedua dan ketiga ditempati Provinsi DIY sebesar 74,67 persen dan Gorontalo sebesar 68,41. Persentase ini terdiri dari lima kategori.
Pertama, masyarakat tidak bersekolah yang mengunjungi perpustakaan pada posisi tiga besar ditempati oleh DIY sebesar 4,10 persen. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Provinsi Kalimantan Timur (3,12 persen) dan Gorontalo (2,67 persen).
Kedua, masyarakat dengan jenjang SD yang mengunjungi perpustakaan pada posisi 3 besar ditempati oleh DIY (71,92 persen). Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Kepulauan Bangka Belitung (49,02 persen) dan Bali (46,22).
Data BPS mencatat, secara total persentase masyarakat berusia lima hingga 44 tahun yang paling banyak mengunjungi perpustakaan adalah Provinsi Bali sebesar 75,62 persen.
Berikutnya, kata dia, posisi kedua dan ketiga ditempati Provinsi DIY sebesar 74,67 persen dan Gorontalo sebesar 68,41. Persentase ini terdiri dari lima kategori.
Pertama, masyarakat tidak bersekolah yang mengunjungi perpustakaan pada posisi tiga besar ditempati oleh DIY sebesar 4,10 persen. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Provinsi Kalimantan Timur (3,12 persen) dan Gorontalo (2,67 persen).
Kedua, masyarakat dengan jenjang SD yang mengunjungi perpustakaan pada posisi 3 besar ditempati oleh DIY (71,92 persen). Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Kepulauan Bangka Belitung (49,02 persen) dan Bali (46,22).
Ketiga, masyarakat dengan jenjang SMP yang
mengunjungi perpustakaan pada posisi tiga besar ditempati oleh DIY (82,95
persen). Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Bali 64,54 persen, dan
Kepulauan Bangka Belitung 62,59 persen.
Keempat, pelajar dengan jenjang SMU/Kejuruan yang mengunjungi perpustakaan paling banyak adalah Kalimantan Selatan 61,76 persen. Posisi kedua dan ketiga adalah Bengkulu (59,67 persen) dan Kalimantan Utara (58,31 persen). Sementara DIY menempati posisi kedelapan sebesar 52,47 persen.
Kelima, mahasiswa yang paling banyak mengunjungi perpustakaan berasal dari Bali (75,62 persen), diikuti oleh DIY (74,67 persen), dan Gorontalo (68,41 persen).
Keempat, pelajar dengan jenjang SMU/Kejuruan yang mengunjungi perpustakaan paling banyak adalah Kalimantan Selatan 61,76 persen. Posisi kedua dan ketiga adalah Bengkulu (59,67 persen) dan Kalimantan Utara (58,31 persen). Sementara DIY menempati posisi kedelapan sebesar 52,47 persen.
Kelima, mahasiswa yang paling banyak mengunjungi perpustakaan berasal dari Bali (75,62 persen), diikuti oleh DIY (74,67 persen), dan Gorontalo (68,41 persen).
Semoga bermanfaat ya sobat semua, dan menambah pengetahuan kita....
sumber : Antaranews.com